Senin, 16 Juni 2014


Definisi Kalibrasi 
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Tujuan Kalibrasi
· Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
· Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrument ukur.
· Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
· Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
· Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
· Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Apa saja yang perlu dilewati saat proses Kalibrasi ?
Sesuatu alat atau perangkat yang harus melewati proses kalibrasi. Ketika adanya perangkat baru dalam kegiatan produksi yang harus diuji terlebih dahulu dengan proses kalibrasi, selanjutnya yang perlu melewati tahap kalibrasi adalah suatu perangkat setiap waktu tertentu karena dikhawatirkan perangkan yang dalam batas waktu tertentu bisa saja mengurang daya akurasinya dalam setiap pengukuran jadi tentunya harus melakukan proses kalibrasi kembali untuk memastikan mutu suatu perangkat tersebut. Terakhir ketika adanya observasi pada suatu perangkat hal ini juga patut melewati tahap kalibrasi untuk memastikan perangkat tersebut sesuai dengan standar yang di tetapkan.
Perbedaan Kalibrasi dan Tera
Parameter
Tera
Kalibrasi
Aturan
UU No.2 1981
ISO 17025 : 2005
Sifat aturan
Wajib
Sukarela
Personel
Disumpah
Belum ada aturan
Tujuan
Transaksi yang adil
Ketertelusuran
Jenis Peralatan
Semua alat ukur yang akan digunakan
Lab, Produksi, Jasa
Instansi Pengelola
Departemen Perdagangan
Lab Kalibrasi
Hasil Pekerjaan
Tanda Tera, Surat Keterangan
Label, Sertifikat Kalibrasi
Selang Waktu
Diatur UU No. 2 1981
Tidak diketahui

Beberapa definisi dalam kalibrasi
· Ketertelusuran: Sifat dari hasil pengukuran atau nilai standar yang dapat dihubungkan ke acuan tertentu, biasanya berupa standar nasional atau internasional, melalui rantai pembandingan tidak terputus dengan acuan yang mempunyai ketidakpastian tertentu
· Kalibrasi: Menentukan kebenaran konvensional penunjukan alat melalui cara pembandingan dengan standar ukurnya yang tertelusur ke standar nasional / internasional
· Menera: ialah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum dipakai.
· Verifikasi: Konfirmasi melalui pengujian dan penyajian bukti bahwa persyaratan yang telah ditetapkan telah terpenuhi
· Perawatan: Serangkaian kegiatan untuk membuktikan bahwa suatu kalibrator dan perlengkapannya memenuhi syarat untuk digunakan dalam kalibrasi
Beberapa parameter kalibrasi
Sebagai bagian dari ilmu metrologi, pekerjaan kalibrasi banyak terlibat dengan kegiatan ukur mengukur. Dalam pengukuran banyak digunakan istilah yang perlu dipahami dengan baik antara lain sebagai berikut :
· Ketepatan (accuracy)
Harga terdekat pembacaan suatu alat ukur dengan harga sebenarnya
· Ketelitian (precision)
Ukuran kemampuan alat ukur untuk memperoleh hasil pengukuran serupa yang dilakukan berulang
· Resolusi
Perubahan terkecil hasil ukur yang dapat diberikan sebagai respon suatu instrumen atau alat ukur
· Sensitivitas
Perbandingan antara respon alat ukur dengan perubahan masukan dari variabel yang diukur
Karakteristik geometrik (misalnya: besarnya kelonggaran antara komponen yang berpasangan) berhubungan dengan karakteristik fungsional (misalnya: kekuatan, perakitan, umur dan sebagainya). Karakteristik fungsional mesin tidak tergantung pada karakteristik geometrik saja, tetapi dipengaruhi juga oleh: kekuatan, kekerasan, struktur metalografi, dan sebagainya yang berhubungan dengan karakteristik material. Komponen  mesin hasil proses pemesinan bercirikan karakteristik geometrik yang teliti dan utama. Karakteristik geometrik tersebut meliputi : ukuran, bentuk, dan kehalusan permukaan.
Karakteristik geometrik yang ideal : 
1. ukuran yang teliti
2. bentuk yang sempurna
3. permukaan yang halus sekali
Namun dalam praktiknya hal ini tidak mungkin tercapai karena ada penyimpangan yang terjadi, yaitu:
1. penyetelan mesin perkakas,
2. pengukuran dimensi produk,
3. gerakan mesin perkakas, baik rotasi maupun translasi
4. keausan pahat,
5. perubahan temperatur,
6. besarnya gaya pemotongan.
Penyimpangan yang terjadi selama proses pembuatan memang diusahakan seminimal mungkin, akan tetapi tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Untuk itu dalam proses pembuatan komponen mesin dengan menggunakan mesin perkakas diperbolehkan adanya penyimpangan ukuran maupun bentuk. Terjadinya penyimpangan tersebut misalnya terjadi pada pasangan poros dan lubang. Agar poros dan lubang yang berpasangan nantinya bisa dirakit, maka ditempuh cara sebagai berikut.
`1. Membiarkan adanya penyimpangan ukuran poros dan lubang. Pengontrolan ukuran sewaktu proses pembuatan poros dan lubang berlangsung tidak diutamakan. Untuk pemasangannya dilakukan dengan cobacoba.
2. Membiarkan adanya penyimpangan kecil yang telah ditentukan terlebih dahulu. Pengontrolan ukuran sangat dipentingkan sewaktu proses produksi berlangsung. Untuk perakitannya semua poros pasti bisa dipasangkan pada lubangnya. Cara kedua ini yang dinamakan cara produksi dengan sifat ketertukaran.

Keuntungan cara kedua adalah proses produksi bisa berlangsung dengan cepat, dengan cara mengerjakannya secara paralel, yaitu lubang dan poros dikerjakan di mesin yang berbeda dengan operator yang berbeda. Poros selalu bisa dirakit dengan lubang, karena ukuran dan penyimpangannya sudah ditentukan terlebih dahulu, sehingga variasi ukuran bisa diterima asal masih dalam batas ukuran yang telah disepakati. Selain dari itu suku cadang bisa dibuat dalam jumlah banyak, serta memudahkan mengatur proses pembuatan. Hal tersebut bisa terjadi karena komponen yang dibuat bersifat mampu tukar (interchangeability). Sifat mampu tukar inilah yang dianut pada proses produksi modern.

Variasi merupakan sifat umum bagi produk yang dihasilkan oleh suatu proses produksi, oleh karena itu perlu diberikan suatu toleransi. Memberikan toleransi berarti menentukan batasbatas maksimum dan minimum di mana penyimpangan karakteristik produk harus terletak. Bagianbagian yang tidak utama dalam suatu komponen mesin tidak diberi toleransi, yang berarti menggunakan toleransi bebas/terbuka (open tolerance). Toleransi diberikan pada bagian yang penting bila ditinjau dari aspek:
1. fungsi komponen,
2. perakitan,
3. pembuatan.
Permukaan
Permukaan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. Karakteristik permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin dalam kaitannya dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan kelelahan, dan sebagainya. Karakteristik permukaan harus dapat diterjemahkan kedalam gambar teknik supaya kemauan perancang dapat dipenuhi pembuat. Oleh karena itu perlu parameter guna mengidentifikasi konfigurasi sebuah permukaan. Permukaan sesungguhnya tidak dapat dibuat tiruannya secara sempurna karena ketidaksempurnaan alat ukur dan cara pengukuran. Oleh sebab itu perancang akan menuliskan syarat permukaan pada gambar teknik sesuai dengan aturan.Suatu permukaan seperti yang diisyaratkan pada gambar teknik disebut sebagai Permukaan nominal.


Secara umum dikatakan bahwa pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan besaran standar. Agar dapat digunakan, maka besaran standar tersebut harus dapat didefinisikan secara fisik, tidak berubah karena  waktu, dan harus dapat digunakan sebagai alat pembanding di mana saja, besaran standar tentunya memerlukan satuan-satuan dasar. Sistem metrik digunakan oleh hampir seluruh negara-negara industri dimana satuan dasarnya banyak mengikuti international system of units atau SI Units yang di dalamya dikenalkan bermacam-macam satuan dasar. Untuk dapat melakukan pengukuran dengan bantuan satuan dasar tersebut diperlukan alat ukur.

MACAM - MACAM ALAT UKUR
 1. Alat Ukur Panjang
Alat-alat ukur panjang meliputi mistar, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Berikut masing-masing alat ukur tersebut & penjelasannya.

A.   Mistar/Penggaris
Mistar, atau yang lebih dikenal dengan sebutan penggaris adalah alat yang digunakan untuk mengukur barang yang berukuran sedang & berukuran besar. Mistar ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 1 mm.
  B. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu benda, dan dimensi dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap yang fungsinya sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan letaknya, dan rahang sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat digeser-geser letaknya untuk menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,1 mm.
  C. Mikrometer Skrup
Mikrometer skrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki 3 bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan menunjukkan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak dapat digeser-geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat diputar-putar untuk menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar-mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur. Mikrometer skrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01 mm.

2. Alat Ukur Massa
Hanya ada satu jenis alat ukur massa, yaitu neraca. Meski begitu, sebenarnya neraca jenisnya bermacam-macam. Berikut penjelasannya.

 A. Neraca
Neraca, atau yang lebih dikenal dengan sebutan timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda. Ada beberapa jenis neraca, yaitu:
·   Neraca Pasar, yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar tradisional, bentuknya seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan meletakkan benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian sebelahnya yang datar diletakkan bandul neraca yang hampir seimbang dengan bobot benda, selanjutnya lengan neraca akan bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui.
·   Neraca Dua Lengan, yaitu neraca yang biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini hampir sama dengan cara pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca pasar dapat digantikan dengan barang lain.

·   Neraca Tiga Lengan, yaitu neraca yang juga biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui.
·   Neraca Kamar Mandi, adalah neraca yang biasa digunakan untuk mengukur berat badan, bentuknya seperti pada gambar di samping. Neraca ini biasanya terdapat di klinik, rumah sakit, rumah, atau mungkin di tempat-tempat lain yang memiliki neraca ini. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara kita naik ke atas neraca ini, selanjutnya jarum yang terdapat di neraca akan menunjukkan berapa hasil pengukuran berat badan kita.
4. Alat Ukur Waktu
Alat-alat ukur waktu misalnya stopwatch & jam atom. Berikut penjelasannya.
  A. Stopwatch

Stopwatch adalah alat ukur waktu yang biasanya digunakan untuk mengukur waktu yang cepat, misalnya mengukur waktu pembalap saat sedang balapan. Ada 2 jenis stopwatch, yaitu stopwatch analog & stopwatch digital. Stopwatch analog memiliki ketelitian hingga 0,1 sekon, sedangkan stopwatch digital memiliki ketelitian hingga 0,01 sekon, bahkan ada yang hingga 0,001 sekon. Misalnya saja ada pembalap yang pada jarak 1000 m waktunya bila diukur dengan menggunakan stopwatch hasilnya 9,9 sekon, tapi bila diukur dengan stopwatch digital hasilnya 9,99 sekon, bahkan mungkin 9,999 sekon. Bentuk stopwatch analog dapat dilihat pada gambar sebelah kiri, sedangkan gambar stopwatch digital dapat dilihat pada gambar sebelah kanan.
  

B. Jam Atom
Jam atom merupakan alat ukur waktu yang menggunakan standar frekuensi resonansi atom sebagai penghitungnya. Cara kerja jam atom ini yaitu dengan cara mengisikan atom cesium-133 kedalam jam atom, kemudian akan muncul getaran dari atom cesium-133 tiap sekon. Dan perlu diketahui, satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan 9.192.631.770 getaran. Dan sampai saat ini jam atom dianggap sebagai alat ukur waktu paling teliti. Dan diperkirakan jam atom hanya akan melakukan kesalahan 1 sekon dalam waktu 1 juta tahun.
5. Alat Ukur Kecepatan
Alat ukur kecepatan misalnya speedometer. Berikut penjelasannya.
A. Speedometer
Speedometer adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan. Bentuknya seperti pada gambar di samping. Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan yang dijalankannya dan dijadikan informasi utama untuk mengendalikan kecepatan dikawasan/jalan agar tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, bisa mengatur waktu perjalanan dan mengendalikan kecepatan dijalan yang kecepatannya dibatasi. Ada beberapa jenis sensor pengukuran kecepatan, berikut penjelasannya.
· Mekanis, adalah perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung dengan roda depan ataupun transmisi dengan menggunakan suatu kabel yang ikut berputar saat kendaraan bergerak, gerakan berputar ini kemudian dirubah untuk menggerakkan jaruk kecepatan.
· Elektronik, adalah pengukur kecepatan yang bekerja atas dasar sensor yang ditempatkan di poros penggerak kendaraan yang medeteksi jumlah putaran poros untuk selanjutnya data dikirim ke speedometer dengan prinsip arus Eddy yang menggerakkan jarum kecepatan ataupun menunjukkan kecepatan secara digital.

Toleransi dan suaian
· Toleransi
Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah elemen diberi ukuran  maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
•  adalah ukuran dasar
•  adalah nilai toleransi yang diberikan
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran, toleransi geometrik, dan konfigurasi kekasaran permukaan.
1  Toleransi ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran elemen.
Toleransi memegang peranan yang vital pada proses produksi dikarenakan sangat sulitnya membuat suatu alat atau benda sesuai dengan ukuran yang tepat, karena menyangkut ketelitian dalam proses pengerjaannya.
Selanjutnya toleransi ukuran dibedakan lagi menjadi:
1.1.    Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian) agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman.
ISO menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai dengan IT 16.
Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 – 1, harga toleransi standarnya dapat dihitung dengan rumus pada tabel berikut:

IT 01
IT 0
IT 1
Nilai dalam µm untuk D dalam µm
0,3 + 0,008 D
0,5 + 0,012 D
0,8 + 0,0 20 D
Secara garis besar, gambaran secara umum dari hubungan antarapengelompokan kualitas toleransi ini dengan proses pengerjaannya adalah sbb.
· Kualitas 1 – 4 adalah untuk pengerjaan yang sangat teliti.  Misalnya pembuatan alat ukur, instrumen optik, dll.
· Kualitas 5 – 11 untuk proses pengerjaan dengan permesinan biasa, termasuk untuk komponen-komponen yang mampu tukar.
· Kualitas 12 – 16 untuk proses pengerjaan yang kasar, seperti pengecoran, penempaan, pengerolan, dsb.
1.2        Toleransi Umum dan Toleransi Khusus
· Toleransi Umum
Toleransi umum diberikan untuk ukuran yang tidak memerlukan ketelitian atau bukan merupakan bagian dari benda berpasangan (suaian).Nilai toleransi umum selalu memilki batas penyimpangan atas dan batas penyimpangan bawah yang sama.  Besarnya toleransi ini ditentukan oleh tingkat kualitas (kekasaran permukaan) dan ukuran dasar.
· Toleransi Khusus
Toleransi khusus merupakan suatu toleransi yang nilainya di luar toleransi umum dan suaian.  Nilai toleransinya lebih kecil daripada nilai toleransi umum, namun lebih besar daripada nilai toleransi suaian.
1.3        Toleransi suaian
Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi tertentu pada elemen mesin yang berpasangan.
Ada empat macam suaian pada elemen mesin, yakni:
· Suaian longgar (clearance fit)
Suaian ini selalu menghasilkan kelonggaran (celah bebas) dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
· Suaian sesak (interference fit)
Suaian yang selalu menghasilkan kesesakan, dengan daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros.
· Suaian pas (transition fit)
Suaian ini dapat menghasilkan celah bebas atau interferensi, namun poros harus dipaksakan masuk ke dalam lubang dengan kelegaan negatif.
· Suaian garis
Batas – batas ukuran ditentukan sedemikian sehingga celah bebas atau kontak antar permukaan akan terjadi apabila elemen mesin yang berpasangan dirakit.
Berikut ini dicantumkan beberapa istilah toleransi untuk elemen tunggal dan suaian yang seringkali dipakai :
· Ukuran dasar
Ukuran dasar atau ukuran nominal adalah ukuran pokok yanag ditulis sebelum disertai angka-angka batas penyimpangan yang diijnkan.
· Penyimpangan atas
Penyimpangan atas adalah penyimpangan ke arah atas ukuran maksimum.
· Penyimpangan bawah
Penyimpangan bawah adalah penyimpangan ke arah bawah penyimpangan minimum.
· Ukuran maksimum
Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang masih diperbolehkan.  Besarnya ukuran maksimum = ukuran dasar + penyimpangan atas.
· Ukuran minimum
Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang masih diperbolehkan.  Besarnya ukuran minimum = ukuran dasar + penyimpangan bawah.
· Garis nol
Garis nol adalah garis dasar atau garis dengan penyimpangan nol.
· Ukuran sesungguhnya
Ukuran sesungguhnya adalah ukuran jadi atau ukuran yang didapat setelah benda selesai dibuat, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur.
· Kelonggaran (Clearance)
Kelonggaran adalah selsih kelonggaran antara luna gdengan poros dimana ukuran lubang lebih besar daripada ukuran poros.
1. Kelonggaran maksimum adalah seliisih antara lubang terbesar dengan poros  terkecil dalam suatu suaian longgar.
2. kelonggaran minimum adalah selisih ukuran lungan terkecil dengan poros terbesar dalam suatu suaian longgar.
· Kesesakan (Interference)
Kesesakan adalah suatu nilai selisih ukuran antara lubang dengan poros, dimana ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang.
Kesesakan maksimum adalah selisih ukuran antara lubang terkecil dengan poros terbesar pada suaian sesak.
Kesesakan minimum adalah selisih ukuran antara lubang terbesar dengan poros terkecil pada suaian sesak.
Contoh pemberian toleransi pada sebuah lubang dan poros:
a. 30H7                                        b.  40g6
Keterangan:
· Suatu lubang denganukuran dasar 30 mm, posisi daerah toleransinya H, dan kualitasnya 7
· Suatu poros dengan ukuran dasar 40 mm, posisi daerah toleransinya g, dan kualitasnya 6
1.2  Toleransi Geometrik
Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen geometris.  Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen menurut fungsinya.
Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di mana elemen tersebut harus berada. Maka, sesuai dengan sifat dari daerah yang akan diberi toleransi dan cara memberi ukuran, daerah toleransi dikelompokkan menjadi berikut.
· Luas dalam lingkaran (selanjutnya dilambangkan dengan #1)
· Luas antara dua lingkaran sepusat (selanjutnya dilambangkan dengan #2)
· Luas antara dua garis yang berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #3)
· Ruang dalam bola (selanjutnya dilambangkan dengan #4)
· Ruang dalam silinder (selanjutnya dilambangkan dengan #5)
· Ruang antara dua silinder bersumbu sama (selanjutnya dilambangkan dengan #6)
· Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar (selanjutnya dilambangkan dengan #7)
· Ruang dalam sebuah kubus (selanjutnya dilambangkan dengan #8)




Kontrol kualitas (Quality Control) bertujuan menjaga danmengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sesuaidengan rencana. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam memproduksisuatu barang untuk menjaga kestabilan mutu. Tidak hanya dalam industri,kontrol kualitas dibutuhkan juga pada manajemen. Kontrol kualitas secarastatistik berbeda dengan kontrol kualitas secar kimia atau fisika. Pada kontrolkualitas secara statistik tidak menghendaki “terbaik“ absolut, tetapi kualitasyang diinginkan adalah yang memenuhi permintaan konsumen.Biasanya permintaan konsumen ini diwujudkan dalam dua syarat :
a. Akhir kegunaan suatu produk.
b. Harga jual suatu produk.
Pada proses produksi dua syarat ini dijabarkan dalam bentuk :
a. Spesifikasi ukuran.
b. Ciri–ciri operasi.
c. Ongkos produksi.
d. Syarat produksi untuk menghasilkan produk yang dikehendaki.

Biasanya syarat–syarat ini tidak dapat dipenuhi secara tepat, baiksecara ekonomi maupun prakteknya sehingga disetujui suatu “ toleransi “. Kontrol kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakanuntuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkinuntuk memenuhi syarat pesanan.Beberapa langkah yang dilakukan dalam proses kontrol kualitas :
1. Penentuan standarMenentukan standar kualitas produksi sesuai dengan     pesanan/permintaan.
2. KonfirmasiMembandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telah     ditentukan.
3. Tindakan.Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampui.
4. Rencana perbaikan.Menggambarkan usaha terus–menerus untuk memperbaiki       tandar hargadan standar mutu.
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas dapat dilakukan duapendekatan antara lain :
a. Pendekatan bahan baku perusahaanBahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnyaterhadap kualitas produk akhir. Karena kualitas ditentukan oleh kualitasbahan bakunya, maka perlu adanya pengendalian kualitas atau qualitycontrol bahan baku yang diteliti.
b. Pendekatan Proses Produksi Perusahaan.Sifat dan jenis proses produksi perusahaan berbeda satu denganyang lainnya. Maka quality control pada proses produksi pada setiapperusahaan adalah berbeda.Proses pembuatan produk pada suatu industri tentunya harus sesuaidengan spesifikasi yang ditetapkan oleh konsumen. Sangat penting untukmembuat produk yang dapat memenuhi syarat–syarat dari orang yangmenggunakannya. Ada dua segi umum tentang kualitas, yaitu kualitasrancangan dan kualitas kecocokan.a. Kualitas rancangan adalah variasi dalam tingkat kualitas pada barang ataujasa yang disengaja. Misalnya semua mobil mempunyai tujuan dasarmemberikan angkutan yang aman bagi penggunanya, tetapi mempunyaiukuran dan penampilan berbeda. Perbedaan–perbedaan ini adalah hasilperbedaan rancangan yang disengaja antara jenis – jenis mobil itu.b. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk tersebut sesuai denganspesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan itu.Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama–samamenggambarkan kecocokan penggunanya.


7 Tools of Quality Control 

1. Pareto Chart
Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram batang (bars graph) dan diagram garis (line graph); diagram batang memperlihatkan klasifikasi dan nilai data, sedangkan diagram garis mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data diurutkan dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Ranking tertinggi merupakan masalah prioritas atau masalah yang terpenting untuk segera diselesaikan, sedangkan ranking terendah merupakan masalah yang tidak harus segera diselesaikan.Prinsip pareto chart  sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pareto chart mengidentifikasi 20% penyebab masalah vital untuk mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh pareto chart.
Gambar 1. Contoh Pareto Chart

Tidak ada komentar:

Posting Komentar